Wilayah Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta secara aktual maupun potensial sebagai daerah penghasil pangan dan minuman tradisional, terutama wedang uwuh. Wedang uwuh merupakan minuman khas dari Imogiri, yang terkenal dengan makam raja-raja. Menurut masyarakat sekitar, wedang ini dulunya menjadi sajian khas para raja untuk menjamu tamunya. Oleh karena itu, wedang uwuh sampai saat ini masih banyak dilestarikan. Wedang uwuh bukanlah wedang yang bisa dengan mudah didapatkan di sembarang tempat. Jika menginginkan wedang ini harus rela berkunjung ke Imogiri atau pasar- pasar tradisional di sekitarnya. Wedang menurut Poerwadarminta dalam Bahasa Jawa yang berarti minuman, sedangkan uwuh dalam Bahasa Jawa artinya sampah. Dengan demikian, disebut wedang uwuh karena ampas atau bahan-bahan minuman ini ketika sudah bercampur tampak seperti sampah. Berbagai jenis herbal yang menjadi isi kandungan wedang uwuh diantaranya adalah kayu manis kering, cengkeh (batang, daun, bunga cengkeh), jahe (sudah dimemar), gula batu, serutan kayu secang kering, sereh (akar dan daun), kapulogo dan pala kering (daun dan buah pala). Bahan-bahan minuman tradisional tersebut bercirikan natural, yakni secara alami tersedia dilingkungan setempat. Bahkan sampai sekarang pun di pasar-pasar tradisional telah ditemukan paket minuman yang berasal dari nabati atau remoah-rempah ini. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukkan hasil bahwa wedang uwuh mengandung banyak khasiat untuk kesehatan. Hal ini karena bahannya yang merupakan gabungan dari herbal maka selain rasanya nikmat, minuman ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Manfaat dari minuman tradisional wedang uwuh ini antara lain, bisa menghangatkan badan, mengurangi kolesterol menghilangkan rasa pegal dan capek. Wedang uwuh sebagai anti oksidan, mencegah dan mengobati masuk angin, menyegarkan badan dan memperlancar peredaran darah. Tradisi pemeliharaan kesehatan dengan suatu ramuan telah dilakukan secara turun temurun. Pembuktian ilmiah mutlak diperlukan untuk menjamin keamanan, khasiat, dan ketepatan pemakaiannya. Kajian wedang uwuh ini diarahkan pada efek preventif penyakit tidak menular (PTM). Hal ini diperkuat dengan penelitian dan publikasi ilmiah yang telah dilakukan terhadap bahan- bahan penyusun wedang uwuh yakni sebagai antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, gangguan kardiovaskuler, menurunkan kolesterol, menjaga dari kerusakan syaraf dari bahan kulit kayu manis Review artikel menunjukkan bahwa pala mempunyai aktivitas sebagai antibakteri, antifungi, antivirus, antihiperglikemia, antihiperlipidemia, menghambat agregasi platelet, hepatoprotektor, antiinflamasi, antikanker, aktivitas meningkatkan daya ingat, aktivitas aprodisiaka, antidiare, aktivitas stimulasi proliferasi osteoblas, antidepresan, antioksidan, insektisida, antiobesitas. Arah kajian wedang uwuh ini juga sesuai dengan hasil Rikesdas tahun 2018 dimana sekarang ini penduduk Indonesia cenderung banyak mengalami penyakit tidak menular (PTM) termasuk diabetes, hipertensi, jantung, strok, dan komplikasinya. Hasil penelitian uji aktivitas bahan bahan wedang uwuh dapat menekan munculnya penyakit tidak menular (PTM). Selain membawa dampak pada peningkatan kesehatan masyarakat diharapkan kearifan lokal wedang uwuh ini juga dapat berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat. Rasa yang enak dan menyegarkan dari wedang uwuh sudah mendapatkan tempat istimewa pada wisatawan yang sudah pernah merasakannya. Penjualan wedang uwuh ini juga sudah merambah ke luar provinsi bahkan sampai luar negri. Kreasi dan inovasi yang dilakuakan terhadap wedang uwuh sangat berpengaruh pada peningkatan penjualan dan luasnya pasar. Wedang uwuh dengan berbagai variasi baik isi maupun kemasannya telah menjangkau dari pasar tradisional sampai supermarket bahkan marketplace, dari kelas angkringan, kafe, sampai restoran besar. Hal ini merupakan potensi ekonomi yang luar biasa. Wedang uwuh sebagai kearifan lokal ini membawa potensi untuk peningkatan kesehatan dan peningkatan kesejahteraan. Pengelolaan yang serius dan profesional sangat diperlukan. Pembinaan dari Instansi pemerintah dan akademisi akan membawa kearifan lokal ini menjadi kekuatan untuk kesejahteraan masyarakat.
Tujuan dilaksanakannya kajian Kesehatan tradisional wedang uwuh adalah untuk mengetahui gambaran potensi Wedang Uwuh dari sisi Kesehatan,ekonomi, dan sosial sehingga dapat dikembangkan di masa yang akan datang. Sedangkan manfaat dari kajian wedang uwuh adalah sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan DIY dalam mengambil kebijakan terkait pengembangan minuman tradisional (Kesehatan tradisional) di wilayah DIY. Dari kajian tersebut dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: Masyarakat Bantul meyakini bahwa konsumsi wedang uwuh perpengaruh terhadap kebugaran dan kesehatan. Produsen wedang uwuh rata-rata di Bantul berdomisili di Kecamatan Imogiri. Rata-rata satu sajian wedang uwuh terdiri dari tujuh komponen herbal dengan tanaman utama jahe. Minuman wedang uwuh mengandung senyawa fitokimia flavonoid, polifenol, steroid dan terpenoid serta memiliki potensi sebagai antioksidan. Usia remaja lebih menyukai wedang uwuh dosis rendah sedangkan usia dewasa menyukai wedang uwuh dosis tinggi.
Sumber : https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/kajian-minuman-tradisional-wedang-uwuh
0 komentar:
Posting Komentar